Tumpeng amat erat kaitannya dengan kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir setiap upacara, tumpeng dibutuhkan, entah upacara yang bersifat kebahagiaan maupun kesedihan. Tumpeng juga selalu ditampilkan pada saat kita mengawali suatu kegiatan besar, seperti membangun rumah/gedung, atau membuka kantor baru. Mengapa tumpeng begitu penting hingga harus mengiringi peristiwa besar yang terjadi atau kita lakukan? Nah, mari kita simak filosofi nasi berbentuk kerucut ini.
Bagi sebagian besar masyarakat , perkenalan dengan tumpeng sudah dimulai sejak bayi atau malah sejak dalam kandungan. Begitu seringnya kita melihat atau membuat tumpeng hingga seperti suatu kegiatan rutin saja. Bahkan jujur saja umumnya kita tak tahu lagi lauk apa yang seharusnya ada dalam tumpeng. Kalaupun tahu, tak jelas alasan yang melatarbelakangi suatu lauk wajib hadir dalam tumpeng.
Di balik tumpukan nasi berbentuk kerucut yang menjulang ke atas itu sesungguhnya tersimpan makna yang merupakan nasehat, pedoman, atau harapan bagi yang diupacarai atau peristiwa yang sedang dilangsungkan. Jadi, nenek moyang kita yang belum bisa menulis itu mencoba "mengirimkan" pesan-pesannya lewat lambang tertentu melalui si tumpeng ini.
Itu sebabnya bentuk tumpeng pun tidak laik diubah sekalipun kita bisa membentuk nasi menjadi aneka bentuk yang mungkin jauh lebih menawan. Konon nasi yang menjulang ke atas ini merupakan harapan agar hidup kita terus menanjak.
Awalnya tumpeng hadir dalam warna putih. Namun untuk keindahan, orang mulai memberi wama. Kuning dipilih untuk mengesankan kebahagiaan. Lama- kelamaan tumpeng kuning ini pun mulai "unjuk diri* Sekarang malah orang mulai membagi tumpeng dalam dua bagian, yakni tumpeng putih dan tumpeng kuning, masing-masing punya "tugas" sendiri. Misalnya, untuk perayaan ulang tahun, tumpeng putihlah yang seharusnya tampil. Meskipun begitu tentu saja si empunya hajat berhak menentukan tumpeng yang disukainya.
Nah, nasi berbentuk kerucut tadi biasanya ditata di atas tampah yang sudah dialasi daun pisang. Lauk-pauk yang menyertainya disusun berjajar mengelilingi nasi berbentuk kerucut tadi. Seperti disebutkan di atas, lauk yang dipilih harus bermakna. Di samping itu, hewan darat, hewan laut, dan tumbuhan juga harus ada di sana. Biasanya bahan-bahan itu diolah dalam masakan tertentu yang sudah baku. Misalnya ayam untuk tumpeng putih dibuat ayam bakar bumbu rujak, sementara untuk tumpeng kuning dibuat ayam goreng. Pada tumpeng yang sudah lebih modern, orang tak lagi berpedoman pada hal itu. Yang penting, unsur-unsur yang dibutuhkan ada. Soal mengolahnya dibuat lebih bebas. Misalnya, ayam tidak lagi dibuat bumbu rujak, tetapi ayam bakar kecap.
Berikut ini adalah bahan makanan yang harus muncul dalam tumpeng berikut maknanya:
AYAM
Ayam biasanya merupakan korban yang mewakili hewan darat. Ayam bisa dibuat ayam goreng kuning (ayam goreng lengkuas) atau ayam bakar bumbu rujak atau ayam ingkung. Pada tumpeng kreasi, ayam diolah lebih variatif seperti rolade ayam, ayam isi, atau ayam bakar padang.
Ikan mewakili hewan air. Biasanya digunakan ikan lele yang melambangkan kerendahan hati " sesuai dengan kebiasaan hidup ikan lele yang; berenang di dasar sungai. Kebiasaan, hidup lele juga diharapkan ditiru dalam kehidupan karier kita. Maksudnya, agat kita tidak sungkan meniti karier dari bawah. Saat ini ikan lele sering diganti dengan ikan bandeng yang durinya banyak. Harapan yang tersimpan di dalamnya adalah rezeki yang melimpah, layaknya duri ikan bandeng yang jumlahnya banyak itu.
Kadang ikan lele atau bandeng tidak hadir dalam tumpeng. Sebagai gantinya , dipilih ikan teri atau ikan petek yang digoreng tepung atau dibuat rempeyek Keduanya melambangkan kerukunan Jenis ikan ini memang selalu hidup bergerombol.
TELUR
Dalam tumpeng, telur biasanya dibuat dadar atau pindang. Padahal sebetulnya telur harus dihadirkan utuh bersama kulitnya sebagai lambang bahwa segala tindakan yang kita ambil itu harus kita rencanakan dulu sebelum dikerjakan. Bunyi ucapan "telur" juga mirip dengan "telu" yang dalam bahasa Jawa berarti 3. Telur pun memiliki tiga unsur: kulit, putih telur, dan kuning telur. Artinya, segala hal harus direncanakan, dilaksanakan, dan disempurnakan.
URAP
Urap mewakili tumbuhan darat. Jenis sayuran yang dipilih pun sarat makna. Makanya sayuran dalam urap harus tertentu. Boleh saja kalau Anda ingin menambahkan jenisnya. Tetapi sayuran yang ada di bawah ini sebaiknya tidak dihilangkan.
• Kangkung
Hendaknya manusia bisa hidup fleksibel seperti kangkung yang bisa hidup di darat dan di air.
• Bayam
Perlambang damai tentram.
• Taoge
Di dalam sayur kecil ini terkandung makna kreativitas tinggi. Hanya seorang yang kreativitasnya tinggilah yang bisa berhasil dalam hidupnya.
• Kacang panjang
Harapan agar kita selalu berpikir panjang dalam memutuskan sesuatu. Juga tersimpan harapan agar kita panjang umur.
• Kluwih
Biasanya dibuat lodeh. Harapan yang terkandung di dalamnya adalah agar rezeki kita semakin bagus, demikian juga kepandaian dan perilaku kita. Kluwih yang juga sering disebut timbul ini pun memberi harapan agar kita bisa timbul di mana-mana, lebih tinggi dari lain. Mungkin karena kurang apik penampakannya, kluwih sudah mulai ditinggalkan orang. Konon, maknanya sudah termaktub dalam sayuran dan hidangan lain.
LAIN-LAIN
Untuk tumpeng-tumpeng pesta, orang seringkali menambahkan lauk lain yang pas untuk nasi tumpeng. Misalnya, perkedel, kering tempe, tahu tempe bacem, atau hidangan lain.
Di tumpeng kuning yang dibuat tanpa urap, contohnya, kadang ditambahkan acar sayuran untuk mengisi syarat sayuran yang harus hadir.
JENIS-JENIS TUMPENG
Menurut jenis nasinya, tumpeng dibedakan dua macam yakni tumpeng putih dan tumpeng kuning. Tumpeng putih biasanya digunakan untuk perayaan ulang tahun, tujuhbulanan, midodareni dan Iain- lain. Sementara tumpeng kuning dihadirkan antara lain untuk peresmian gedung dan perayaan-perayaan hari nasional. Tumpeng putih yang berisi nasi putih sering juga diganti dengan nasi uduk atau nasi gurih.
Kalau kita lihat isi dan kelengkapannya, lebih banyak lagi jenis tumpeng yang ada. Kegunaan tiap tumpeng pun berbeda. Nah, mari kita lihat beberapa di antaranya:
Tumpeng Robyong
Isinya berupa nasi putih yang dibentuk kerucut lalu diletakkan dalam bakul. Di sekeliling nasi diberi hiasan sayuran. Puncak nasi ditusukkan rangkaian telur ayam, bawang merah, terasi, dan cabai. Sementara dalam bakul, ditata urap sayuran, telur ayam rebus, dan gereh petek.
Bersama tumpeng tadi ditambahkan juga tampah berisi jajan pasar yang terdiri dari kue mangkok (lambang dewasanya seseorang), pala pendem (sesuatu yang diperoleh dari tanah yaitu kacang, ubi, singkong, uwi, talas), ada juga tebu dan buah-buahan.
Tak lupa juga bubur merah, bubur putih, dan bubur baro-baro (terdiri dari 4 piring, masing-masing berisi bubur merah, bubur putih, bubur merah dengan putih di tengah, dan bubur putih dengan bubur merah di tengah)
Kelengkapan lainnya adalah tikar kecil dengan macam-macam dedaunan untuk melambangkan ketenteraman. Hadir juga setangkep pisang raja, kendil berisi beras kuning, kendi berisi air tawar, lampu minyak, setangkep gula merah, benih yang akan tumbuh, kembang gantal (sirih yang diisi gambir, kapur sirih, digulung lalu diikat benang lawe), ayam hidup yang masih muda, kain bangun tulak (kain yang bagian depannya putih, kiri dan kanannya biru). Pelengkap lainnya adalah uang.
Tumpeng robyong digunakan pada kesempatan:
• tetesan (khitanan anak perempuan)
• tarapan (upacara masa akil balik pada seorang gadis)
• tingkepan upacara tujuh bulanan (di Jawa Timur menggunakan tumpeng kuning)
• siraman pada calon pengantin
• ijab
Tumpeng Tasyakuran
Digunakan pada upacara peringatan kebesaran Nabi Muhammad SAW, yakni pada bulan Maulud, Isra Miraj, dan turunnya Al-Qur'an.
Tumpeng Selamatan untuk Kematian
Isinya nasi putih tidak berbentuk kerucut, lauk pauk, urap sayuran, telur rebus, rempa, dan sayur pindang timbul.
Tumpeng Medekingan
Tumpeng untuk upacara kelahiran anak ketiga, kelima, atau ketujuh (anak uruatan ganjil). Isinya: nasi kuning dibuat kerucut, enten-enten kelapa, dan tujuh macam bubur yaitu: bubur procot (bubur yang dibuat dari tepung beras, santan, gula putih, dan dua buah pisang raja yang dibiarkan utuh), jenang procot (bahannya sama dengan bubur procot tetapi dibungkus dengan . daun pisang), bubur merah, bubur putih, bubur kacang hijau,
bubur sagu ambon, bubur delima. Baik bubur maupun tumpeng harus disantap oleh calon ibu.
Tumpeng berbentuk kerucut yang dipotong secara vertikal lalu diletakkan terbalik hingga bagian yang terbelah menghadap keluar. Dilengkapi dengan aneka sayuran.
PENUTUP
Tentu masih ada lagi jenis tumpeng lain yang mewarnai upacara-upacara di negeri kita.Dan seperti disebutkan di atas tumpeng yang ada kini sering kali sudah disesuaikan dengan keadaan saat ini hingga ada perubahan di sana sini. Beberapa bahan di antaranya terpaksa ditiadakan karena sulit didapat atau dinilai tak lagi praktis. Contohnya, jajan pasar yang acapkali menyertai tumpeng dulu disesuaikan dengan jumlah weton. Misalnya, Rebo Wage memiliki nilai 11, maka jajan pasar yang disediakan harus dibeli dengan uang beerilai 11 sen. Uang senilai itu tentu sudah tak berlaku saat ini.
Nah, perubahan apa pun yang Anda lakukan pada tumpeng di suatu upacara, hendaknya tetap memperhatikan pelambang-pelambang tadi. Paling tidak pelambang-pelambang yang penting dalam kehiduapan. Sehingga tumpeng kita tetap bermakna, tak sekadar sajian khas saja.
JAM DINDING IKEA BERKUALITAS DAN AWET